Al-Aqsha & Kubah Al-Sakhrah (c: Owner) |
Di Rembang Senja Al-Aqsha
Oleh Nursalam AR
Di rembang senja Al Aqsha
Ada semburat jingga di langit
Ada semburat jingga di langit
Ada semburat sesak terhimpit
Di rembang senja Al Aqsha
Di rembang senja Al Aqsha
Ada gurat wajah sedih
Ada gemeretak gigi menahan pedih
Di rembang senja Al Aqsha
Di rembang senja Al Aqsha
Ada kisah pilu puluhan tahun
Ada luka borok menahun
Di rembang senja Al Aqsha
Di rembang senja Al Aqsha
‘Kuingin kita sholat Maghrib bersama
Dengan leluasa
Dengan merdeka
Tanpa mereka, Zionis durjana!
***
***
*) Puisi ini menyabet penghargaan Juara III dalam Lomba Puisi Al Aqsha yang diselenggarakan MP4Palestine dalam rangka Global March to Jerusalem (Juni 2012).
Al Habib Bahar Bin Ali Bin Smith |
Jikalau mereka memujimu dengan pujian-pujian langit
maka hamba ini hanya bisa rela terhina demimu
Jikalau mereka memandang wajah mu yg syahdu
Maka hamba ini akan menundukkan mata pendosa di hadapanmu
Jikalau mereka menghiasi jasadmu dengan intan permata
Maka hamba ini rela kulit nya menjadi pakaianmu
Jikalau mereka membahagiakanmu dengan harta
Maka hamba ini bersedia menukar nyawa dengan kebahagiaanmu
Jikalau mereka membanggakanmu dihadapan manusia
Maka hamba ini akan membanggakanmu di hadapan Tuhan
Jikalau mereka ingin menjadikanmu sebagai istri yg melayani mereka
Maka hamba ini rela menjadi budak yg melayanimu selama-lamanya
Untukmu, wahai yg tidak mencintai ku.
Al Habib Bahar Bin Ali Bin Smith |
Pelukis mana yang sangggup melukismu?
Bahkan seorang Davinci pun tak bisa mensifatimu di atas kanvasnya
Penyair mana yang sanggup memujimu?
Maha indahmu melukai mulut Jalaludin Rumi sehingga kau tak bisa dipujanya.
Tidakkah kau tau?
Tidakkah kau tau?
Dan kaulah satu-satunya syarat dia melupakan Laila.
Matahari menyembunyikan sinarnya ketika mengintipmu di balik langit merah
Matahari menyembunyikan sinarnya ketika mengintipmu di balik langit merah
Sungguh dari setiap senyumanmu melahirkan Bidadari-bidadari di Syurga
Malaikat tak tau seumpama apa yg dapat mengibaratkanmu.
Andaikan Raja-raja dari ufuk timur sampai barat melihatmu, maka mereka akan melepas mahkota nya dan merangkak bersujud di hadapanmu
Andaikan Raja-raja dari ufuk timur sampai barat melihatmu, maka mereka akan melepas mahkota nya dan merangkak bersujud di hadapanmu
Karena pandangan mata itulah yang memanah gerhana sehingga terluka.
Sufi 'kan berharap memiliki dua hati, yang satu cintanya kepada Tuhannya dan satunya kepadamu
Sufi 'kan berharap memiliki dua hati, yang satu cintanya kepada Tuhannya dan satunya kepadamu
Alam semesta mengalah padahal belum bertarung denganmu
Sang faqih akan berfikir seribu tahun untuk menghukumi mu sebagai manusia atau apa?
Karena kalau manusia, kenapa sang Tuhan merayumu?
Sang faqih tak bisa berfatwa tentangmu.
Selama ini nafsuku selalu menjadi raja bagi diri ku, namun ketika ku melihatmu, nafsuku berbisik kepada ku kalau dia bersedia sebagai budak mu
Selama ini nafsuku selalu menjadi raja bagi diri ku, namun ketika ku melihatmu, nafsuku berbisik kepada ku kalau dia bersedia sebagai budak mu
Aku heran, aku memujamu dengan sya'irku ini
Padahal aku baru melihat bayanganmu
Maka apa yang bisa ku sya'irkan jikalau aku melihat wujudmu?
Al Habib Bahar Bin Ali Bin Smith |
Jikalau kau ingin tau rahasia seni penyair, maka lihatlah kedalam hati mereka.
Di tempat yang terdalam itu kan kau dapati luka yang masih berdarah, luka itulah yang merayu sang tangan untuk mengukir bahasa derita untuk mewakili nya.
Bahasa-bahasa langitnya tumpah ke bibirnya, karena hati yang tak kuasa menampung telah penuh dengan darah.
Penyair hanya tersenyum berhadapan dengan singa, namun Penyair tunduk dengan luka. Karena luka itu adalah tariqat cinta.
Katakan kepada ku, apakah kau tidak lelah ketika memanjat bukit yg tinggi demi menikmati keindahan puncaknya?
Apakah kau tidak basah untuk menyelami laut demi mutiara yang indah?
Maka luka itulah jalan penyair untuk menikmati cinta.
Terkadang kau harus meneguk racun untuk menambah kenikmatan cinta.
Asalnya gahru menjadi wangi karena gahru bercumbu dengan sang bara.
Madu yang manis pun berasal dari bunga yang terluka, sebab sang lebah menghisap sari nya.
Rasa sakit lah yang mengenalkan majnun kepada Tuhan nya.
Apakah kau lupa, kalau penjaralah yang menjadi syarat Yusuf bermahkota.
Bagi penyair, luka itu ibarat wudhu dan cinta adalah sholat nya.
Al-Aqsha |
Bukan hanya sebersit khayalan
Tapi nyata adanya
Peristiwa menakjubkan pada sebuah malam
Peristiwa isra mi'raj baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasalam.
Oh, segala puji bagi Engkau ya Rabbi
Yang telah memperjalankan baginda Nabi
Dari masjidil haram ke masjidil aqsha
Kemudian melesat cepat menuju tempat tertinggi; Sidratul Muntaha
Pada malam yang diberkahi
Malam yang suci
Malam yang syahdu
Bawakan kami hadiah terindah; shalat lima waktu
Sungguh, ini peristiwa yang tertulis sebagai puisi hati
Tentang cinta
Tentang rindu perjumpaan denganMu
Tentang cerita
Yang hanya bisa dimengerti jiwa, dan hati yang tak ada cela.
Duhai Rasul..
Dari mi'rajmu, engkau ajarkan kami tentang kehormatan mengabdi
Dari mi'rajmu, engkau kabarkan kami tentang indahnya bintang dan galaxy
Dari mi'rajmu, engkau beritahu kami arti sebuah malam, dan megahnya semesta alam.
Kota Tarim, Hadramaut, Yaman. |
Tarim adalah salah satu kota utama yang terletak di selatan Yaman, Provinsi Hadramaut. Kota itu terletak 34 kilometer dari Seiyun dan 356 kilometer dari Mukalla—ibu kota provinsi. Tarim dihuni oleh sekitar 100 ribu jiwa.
Mata pencaharian penduduknya terbilang beragam. Ada yang berprofesi sebagai petani, tukang kayu, perajin, dan lainnya. Kota itu terkenal sebagai sentra kerajinan seperti berang-barang dari besi, las, pertukangan, dan tembikar. Konon, nama kota itu diambil dari nama seorang arsitek terkemuka bernama Tarim Bin Hadramout Bin Sheba. Ia berasal dari zaman Kerajaan Kinda.
Pada 2010, seperti diberitakan laman berita Arabnews, Kota Tarim yang terletak di Hadramaut telah terpilih sebagai Capitals of Islamic Culture (CIC) alias Ibu Kota Kebudayaan Islam. Sejak 2004, Organisasi Pendidikan Sains dan Kebudayaan Islam (ISESCO) setiap tahun memilih tiga kota di dunia untuk dinobatkan sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam.
Ketiganya merupakan perwakilan dari kota Islam di Afrika, kota Islam di Asia, dan kota Islam di Jazirah Arab. Pada 2010, Tarim terpilih mewakili kota-kota Islam yang ada di Semenanjung Arab. Dari Afrika di wakili oleh Kota Monroni dari Comoro, dan Dushanbe, ibu kota Tajikistani mewakili Asia.
Tarim terpilih karena keberadaan madrasah-madrasahnya, serta hubungan yang terbuka dengan orang-orang lain,’’ ungkap Menteri Kebudayaan Yaman, Mohammed Abu Bakr Al-Maflahi. Sementara itu, Dirjen ISESCO, Abdulaziz Altwaijri, ada beberapa criteria yang membuat Tarim terpilih sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam.
Menurut Altwaijri, Tarim adalah sebuah kota yang sangat bersejarah. Kota itu, kata dia, memiliki peran yang begitu besar dalam menyajikan dan melayani kebudayaan Islam. Di kota itu terdapat tempat-tempat bersejarah, seperti bangunan-bangunan, istana, dan tepat shalat.
Tarim adalah sebuah kota yang indah. Saya telah mengetahuinya sebelum datang ke sini. Saya merasa sangat tenang di kota ini,” tutur Altwaijri. Dari Kota Tarim, banyak ulama dan pedagang yang menyebarkan agama Islam ke berbagai penjuru dunia.
Orang-orang Tarim amat berjasa menyebarkan Islam sepanjang negara-negara Asia Timur dengan cara yang damai. Pada akhir abad ke-5 H hingga awal abad ke-6 H, ulama, pedagang, dan pekerja dari Tarim meninggalkan kampung halamannya menuju India, Indonesia, Singapura, dan Afrika Timur untuk mendakwahkan ajaran Islam.
Dar Al-Mustafa merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam modern yang berdiri di Kota Tarim. Lembaga itu dibangun oleh Syekh Ali al-Mashhour Bin Hafeed pada 1993. Santrinya tak hanya berasal dari Yaman, namun dari berbagai negara di dunia.
Di kota itu juga terdapat lembaga pendidikan Islam yang tradisional, namanya Rubat Tarim. Lembaga itu didirikan pada 1887 dan terletak di pusat kota. Peran lembaga pendidikan itu sangat besar karena telah melahirkan para ulama. Cendekiawan dan tokoh Islam baik di Yaman maupun di luar negeri.
***
Dakwah Islam